“Petani Modern untuk Memajukan Pembangunan Pertanian Indonesia”
oleh Desi Pertiwi
Departemen Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
oleh Desi Pertiwi
Departemen Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Tidak bisa dipungkiri bahwa segala macam bentuk pertanian tersebar luas dari ujung barat hingga Timur wilayah Indonesia. Mungkin akan banyak sekali penjabaran tentang Indonesia. Banyak orang mengatakan bahwa Indonesia itu negri yang sangat kaya akan sumber daya alamnya, ada juga yang mengatakan bahwa Indonesia itu adalah tanah surga. Semua tanggapan tersebut sangat erat kaitannya dengan pertanian. Begitu besarnya sektor pertanian di Indonesia. Karna sebagian besar wilayahnya berupa lautan, hamparan sawah, kebun dan hutan.
Plasma nutfah Indonesia yang melimpah merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai macam komoditas pertanian yang sejak lama telah dijadikan sumber pangan dan sekaligus sebagai pendapatan bagi sebagian besar penduduk indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sejak dulu, nenek moyang kita sudah membuat seperangkat aturan adat untuk menjaga kelestarian alam demi keberlangsungan hidup manusia. Sebagai contoh adat istiadat ini terlihat dari cara mengatur pola tanam serta penggarapan lahan agar tidak merusak alam sekitarnya. Dengan kondisi sektor pertanian yang seperti ini, seharusnya kita mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, arif dan bijaksana. Baik itu dari hasil laut, persawahan, perkebunan maupun yang lainnya.
Bagi masyarakat Indonesia, bertani bukan hanya sekedar soal membajak, mengolah tanah, dan menanam padi. Lebih dari itu, bertani sudah menjadi budaya bangsa dan memiliki nilai-nilai tersendiri sejak Indonesia belum merdeka. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, bertani juga sudah berkembang menjadi model perekonomian saat ini.
Usaha pertanian yang telah menjadi budaya tersebut didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang bagus berupa dataran rendah dan tinggi, curah hujan yang merata di sebagian wilayah, sinar matahari yang terus menyinari Indonesia sepanjang tahun karena kondisi itulah yang membuat Indonesia sangat berpotensi mengembangkan pertanian lebih jauh dan lebih maju lagi bahkan membuat negara lain ingin memiliki sumber daya alam kita. Ketika zaman penjajahan banyak negara-negara Eropa melakukan ekspansi ke negeri kita untuk mengeruk seluruh sumber daya alam kita dan menjadikan beberapa sumber daya alam kita seperti rempah-rempah sebagai komoditas perdagangan di Eropa.
Faktanya adalah bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu pilar besar perekonomian Indonesia, itulah mengapa negara kita disebut sebagai negara agraris. Dilihat dari potensi-potensi yang ada sebenarnya Indonesia sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa Indonesia sendiri dan bahkan juga mampu untuk mengekspor ke negara lain sehingga dapat membuat negara kita lebih maju jika dimanfaatkan dengan baik.
Namun realita yang kita hadapi saat ini yaitu kurangnya peminat generasi muda terhadap sektor pertanian. Salah satu masalah yang kita hadapi adalah peminat menjadi seorang petani. Minimnya peminat menjadi seorang petani, membuat pertanian di Indonesia bisa dibilang menurun. Banyak orang yang menganggap seorang petani itu adalah seorang yang berpencaharian rendah bahkan bisa di katakan golongan rakyat miskin. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Mereka yang beranggapan seperti itu,tidak pernah berfikir dan tidak pernah mengkaji darimana sumber makanan yang mereka dapatkan dan kebutuhan lainnya. Semua itu tak luput dari jasa seorang Petani.Jika hal tersebut terus berlanjut, Apakah ini bukan ancaman bagi masa depan sektor pertanian, bahkan bagi masa depan bangsa? Generasi muda di desa beramai-ramai meninggalkan desa. Anak petani lebih memilih bekerja di kota, dan menyebabkan kosongnya pertanian potensial . Sungguh ironis sekali, negara yang memiliki potensi besar dalam pertanian namun masih banyak masyarakatnya yang mengalami kasus busung lapar dan kemiskinan.
Hal tersebut dikarenakan, banyaknya pandangan bahwa pertanian adalah pekerjaan yang tidak memiliki prospek cerah untuk menjamin masa depan. Orang tua mengajarkan anak-anak nya agar menjadi dokter, pilot, dan bidang kerja lain selain pertanian. Karena bagi mereka menjadi sarjana pertanian sama dengan memilih mendapat status kemiskinan dan pengangguran. Selain itu, pengembangan sektor pertanian oleh pemerintah kurang diminati . Pemerintah lebih memilih sektor industri yang dianggap lebih cepat menambah pertumbuhan ekonomi. Padahal, jika sektor pertanian berkembang dan didukung penuh pemerintah, sektor pertanian akan mendukung sektor-sektor yang lainnya.
Salah satu yang perlu kita rubah adalah anggapan masyarakat terutama masyarakat di perkotaan tentang seorang petani. Untuk memutar balik anggapan bahwa seorang petani itu adalah orang yang berpencaharian rendah, kita memerlukan adanya pendidikan. Dari pendidikan kita bisa belajar menjadi seorang petani yang unggul dan tidak monoton. Tanpa pendidikan dan pembelajaran, tentu saja harapan seperti itu tidak akan terjadi.Bahkan bisa jadi pertanian Indonesia akan semakin terpuruk dan semakin tertinggal oleh bangsa lain. Perubahan pertanian tradisional ke arah pertanian konvensional perlu dilakukan dalam upaya peningkayan produksi dan efisiensi penggunaan lahan pertanian yang semakin berkurang
Ketika pertanian tradisional telah berubah ke arah pertanian konvensional maka akan ada seorang petani Indonesia yang menjadi seorang petani yang modern artinya petani yang menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi lalu mencapai kesuksesan pada puncaknya, hal ini akan mengubah pandangan generasi muda tentang sektor pertanian. Dengan demikian derajat para petani akan lebih baik di mata masyarakat, peminat untuk menjadi seorang petani akan meningkat dan akhirnya Indonesia akan menjadi Negara induk pangan dunia.
Oleh karena itu perlu ada pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam terkait kondisi riil pertanian dengan segala permasalahannya serta dengan formulasi jalan keluarnya. Jangan sampai, kita sebagai para pemuda yang memiliki idealisme dan kekuatan cara berpikir tidak mampu mengoptimalkan apa yang kita miliki untuk peka terhadap permasalahan yang terjadi. Apabila generasi pemuda memiliki pengetahuan yang mendalam dan punya data-data empirik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembuatan kebijakan di sektor pertanian. Karena saat ini Indonesia memerlukan para pemuda yang memiliki komitmen untuk terjun membangun sektor pertanian. Regenerasi pelaku usaha di bidang pertanian perlu dilakukan, sehingga di kemudian hari sektor pertanian tidak kekurangan pelaku bisnis yang handal.
Tren resesi dunia yang mengarah pada krisis pangan dan energi setidaknya akan menjadi peluang besar bagi tumbuhnya usaha tani atau usaha sektor pertanian. Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik usaha agribisnis pertanian yang dikelola para generasi muda tentunya akan dapat berkembang dengan baik. Tidak sedikit saat ini pemuda yang sukses di usia muda yang bergerak di bidang pertanian. Dukungan pemerintah dalam menumbuh kembangkan petani muda dalam berbagai program kewirausahaan pemuda dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agribisnis pertanian. Inilah saatnya kita para generasi muda ikut serta dalam memajukan pertanian Indonesia, dengan segala potensi dan peluang yang ada serta kesempatan yang terbuka luas seharusnya menjadi motivasi bagi kita sebagai generasi muda untuk memajukan pembangunan pertanian.