Senin, 25 Juli 2016

Mengapa Manusia Harus Menjaga Hutan?

oleh Desi Pertiwi
Departemen Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Di era globalisasi seperti saat ini, manusia sering melupakan betapa pentingnya memiliki koneksi yang baik dan harmonis dengan hutan. Entah kita sadari atau tidak, di tengah-tengah kemajuan teknologi dan temuan-temuan ilmiah yang membuat kita semakin percaya bahwa manusia adalah makhluk istimewa di muka bumi, kita semua adalah bagian kecil dari fauna yang tinggal di planet biru ini. Tak perlu menyebut ketika dulu saat capaian-capaian penting umat manusia masih berupa temuan roda bulat, atau peralatan khusus untuk pertanian, manusia saat itu sangat bergantung pada hutan dan sangat peduli dengan perubahan kondisi hutan. Saat ini, dengan temuan dan revolusi di bidang teknologi yang membentuk sejarah umat manusia di masa lalu, kita nampaknya melalaikan fungsi hutan dan semakin hari semakin merusak hutan. Namun hubungan-hubungan yang dulunya pernah terjadi tidak lenyap begitu saja. Ada beberapa alasan mengapa manusia harus menjaga hutan.
Pertama, hutan merupakan rumah semesta kita. Banyak manusia , hewan serta makhluk hidup lainnya yang mengantungkan hidupnya pada hutan, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun sebagai tempat tumbuh dan berkembang. Hutan dapat menunjukkan kepada kita keindahan alam yang sebenarnya tanpa modifikasi dan kepalsuan secara tidak berlebihan dan apa adanya.  Lagi pula, tidakkah agak ironis melihat orang pergi ke galeri dan pameran hanya untuk melihat lukisan warna-warni bunga, bukit hijau , serta pepohonan yang hijau di dalam hutan? Bukankah hal-hal sederhana semacam ini dapat dengan mudah kita lihat dalam kehidupan nyata sehari-hari seandainya kita mau menjaga dan melestarikan hutan?
Kedua, hutan merupakan pengendali bencana seperti banjir dan tanah longsor. Saat ini telah ramai dibicarakan baik di media sosial, media cetak maupun media elektronik tentang kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran hutan yang terjadi disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Namun, kebanyakan kebakaran hutan terjadi akibat ulah manusia yang tidak pernah memikirkan dampak dari perbuatannya. Saat ini, asap akibat kebakaran hutan yang terjadi ,  telah melanda negara kita bahkan merambah ke negara tetangga. Tidak hanya itu, asap ini telah mengakibatkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bagi warga sekitar yang terkena dampaknya.  Hal ini merupakan salah satu contoh yang terjadi apabila kita merusak hutan dan tidak menjaga hutan dengan baik. Jika hal ini terus berlanjut, maka hutan kita akan hilang dan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.Puluhan tahun yang akan datang, banyak bencana yang akan terjadi akibat hilangnya fungsi hutan sebagai pengendali bencana. Mengingat begitu pentingnya manfaat hutan bagi kehidupan, maka kita harus sekuat tenaga menjaga dan melestarikan hutan yang ada agar tetap eksis hingga masa-masa yang akan datang.
taken by @desipertiewi

Sabtu, 09 April 2016

KETIKA AKU JATUH CINTA

“Pernah jatuh cinta? 
Lalu kompak deh kita jawabnya ..”pernaaaaah”. :D  iyalah yaaa....yang punya hati pasti pernah jatuh cinta. Itu Normal  .

Lalu bolekah jatuh cinta dalam islam???
Jawabannya adalah BOLEH. Karna itu adalah fitrah yang Allah berikan bagi ummat manusia. Dan telah Allah jelaskan Dalam surat Ali Imran : 14
" Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang- tempat kembali yang baik (surga). "

Lalu ketika kita jatuh cinta, apa yang harus kita lakukan sebagai muslim dan muslimah  agar berujung pada ridho Allah?

1. HUBUNGI ALLAH
               Tiada pihak yang lebih baik yang kita hubungi ketika kita jatuh cinta , selain ALLAH. Maka ketika kita jatuh cinta, kembali lah pada Allah. Hubungi-lah Dia, sebelum menghubungi manusia. Karna Sungguh, Allah- lah yang mengetahui segala perkara yang ghaib. Jangan anggap remeh ketika jatuh cinta, konsultasikanlah pada Allah. Karna ini adalah persoalan jangka panjang. Persoalan bagaimana nanti pasanganmu, bagaimana nanti keluargamu, bagimana nanti anak-anak dan cucumu..bagaimana nanti kehidupanmu di akhirat. Sedang Allah-lah pemegang kunci-kunci perihal yang kita tidak kita ketahui.
" boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” 
(Al Baqarah: 216)
            Ketika kita sedang jatuh cinta, kita biasanya menjadi tidak “normal”, sulit berfikir secara logis. “ jika sudah benci semua akan jadi salah, begitu pun sebaliknya, jika sudah cinta, semua bisa jadi benar” Maka dari itu., jangan jadi sok tau. Bisa jadi orang yang kita sukai saat ini, adalah buruk untuk kita. Allah-lah yang paling Tahu, siapa sosok yang tepat untuk mendampingi kita. Tanyakanlah pada Allah. Istikharah-lah...perbanyaklah berdoa...
"Ya Allah, aku memohon petunjuk kepada Engkau, Dan aku meminta pertolongan kepada Engkau dengan segenap kemampuanMu. Engkau Maha berkuasa, dan aku tidak berkuasa. Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah jika Engkau mengetahui dia yang terbaik untukku, untuk agamaku, untuk kehidupan duniaku, kehidupan akhiratku, maka takdirkan ia untukku. Dan mudahkan urusan ku denganya, lalu berkahilah aku dengan dia. Dan apabila dia buruk untukku, maka palingkan dia dariku, palingkan aku dari nya, lalu pilihkan yang terbaik yang lain untukku, dan buatlah aku ridho dengan ketetapanMu..."
Maka, Ketika kau  jatuh cinta... dekatkanlah dirimu pada Sang Maha Cinta..perkenalkanlah dirimu saat senang, maka Allah akan mengenalimu saat engkau kesusahan.

2. KONTROL DIRI
                   Kendalikan dirimu, dengan mendalami cintamu pada Allah. Letakkanlah dia yang telah membuatmu jatuh cinta setelah Allah dan rosulNya. Seseorang yang “over dosis” ketika jatuh cinta maka tunggulah bencana yang akan terjadi..
“Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.”  (At Taubah :24)
               Ketika kita bisa mengontrol perasaan kita, kita akan lebihh objektif, kita bisa menilai dengan lebih jernih, kita lebih bisa membaca kekurangan-kekurangannya. Karna hal tersulit ketika jatuh cinta , adalah menilai secara objektif.

3. GUNAKAN SYARIAT ALLAH
                 Pastikan dari awal, hubungan yang dibangun berdasarkan firman-firman Allah. Pastikanlah dari awal, bahwa hubungan kita dengannya sesuai dengan tuntunan sunnah Rosululloh. Karna jika di awal sudah salah langkah, maka akan fatal akibatnya. Jika kita ingin dia yang jadi pasangan kita didunia dan akhirat maka pastikan jangan salah dari awal.
               Setiap interaksi yang terjadi pastikan selalu di bawah syariat hukum Allah. Jangan terbawa euforia dan kebiasaan di masyarakat. Maka katakan TIDAK pada PACARAN. Pacaran bukan solusi, dan tidak ada pacaran yang islami.

“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Israa’/17:32)

Zina mata dengan melihat,(adakah pacaran yang tanpa melihat satu sama lain?)
zina lisan dengan ucapan, (adakah pacaran tanpa rayuan?)
zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat,(adakah pacaran yang tanpa memikirkan kekasihnya?)
Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). (adakah pacaran tanpa menyentuh?)
Zina kaki adalah dengan melangkah.(adakah pacaran tanpa bertemu?)
 sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita, kecuali pihak ketiganya adalah syetan.” 
(Hadits riwayat At-Turmudzi, 3/474; lihat Misykatul Mashabih, 3188.) 
             Ketika pihak ketiga adalah syetan, maka bisa dipastikan ia akan menggelincirkan kita pada maksiat dan dosa. Sungguh , syetan telah berhasil menggoda orang yang jauh lebih bertaqwa daripada kita. Syetan telah berhasil menggoda Nabi adam yang telah melihat keindahan syurga. Lantas bagaimana dengan kita??

 4. TA’ARUF
            Pernikahan adalah sebuah perjanjian yang sangat erat di muka bumi. Dalam proses pernikahan ada yang namanya ta'aruf. Istilah ta'aruf berkembang di Indonesia yang digunakan sebagai tahap awal untuk saling mengenal calon pasangan hidup. Biasanya melalui ta'aruf akan ada mediator sebagai pihak yang membantu untuk mendalami karakter calon pasangan. Namun, jangan sangat bergantung dengan semua informasi dari mediator (murobbi, teman, kolega, dsb). Semua informasi yang diterima salah satu pihak, alangkah baiknya di crosscheck terlebih dahulu. Karena semua hal (karakter) yang sama jika digabungkan belum tentu menjadi cocok dan nyaman. Proses ta'aruf tetap melibatkan Allah Subhanahu wa ta'ala, istikharahlah dan minta kepada Allah. Sesungguhnya Allah yang lebih mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahuinya.

5. FIT and PROPER TEST
                   Telah dicontohkan dari pra pernikahan Khadijah dan Rosululloh. Dimana ketika Khadijah mendengar tentang keshalihan dan kebaikan Rosululloh,dan padanya timbul ketertarikan padanya. Khadijah mengajak Rosululloh berbisnis. Bukan di mekkah, tetapi di syam (melakukan safar).
Menurut Umar bin Khatab Ra.Untuk mengetahui karakter seseorang kita bisa melihat dari 3 hal:
# Masalah uang(utang piutang, jual beli , bagi hasil, dll)
# Melakukan safar.
# Tinggal satu atap.
Bukan berarti kita tidak setuju dengan pacaran, kita menjadi asal pilih. Semua harus dilakukan secara spesifik.

6.  LIBATKAN PIHAK LAIN
               Khadijah melibatkan Maesyaroh untuk mendampingi Muhammad ketika bersafar ke syam. Tujuannya adalah untuk memberikan data yang kongkrit, bagaimanakah akhlak Muhammad. Maka minta tolonglah pada pihak lain untuk menilai, dan memberikan masukan. Jangan ragu, untuk meminta pihak lain yang amanah atau yang bisa kita percaya untuk membantu. -

Semoga ketika kita jatuh cinta, cinta itu adalah cinta yang diridhoi oleh Allah azza wa jalla.

sumber : ceramah ust. Muhammad Nuzul Dzikri,

Jumat, 08 Januari 2016

Gerakan Cinta Anak Tani

       “Petani Modern untuk Memajukan Pembangunan Pertanian Indonesia”

oleh Desi Pertiwi

Departemen Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

        “Pertanian adalah soal hidup dan mati”, demikian pidato Presiden Republik Indonesia yang pertama (Ir. Soekarno) saat peletakan batu pertama di kampus Institut Pertanian Bogor. Sangat jelas makna dari kalimat itu, darimana kita makan selain dari hasil pertanian sebuah kalimat pertanyaan yang menentukan keberlangsungan bangsa Indonesia, mau hidup atau mati?
        Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Tidak bisa dipungkiri bahwa segala macam bentuk pertanian tersebar luas dari ujung barat hingga Timur wilayah Indonesia. Mungkin akan banyak sekali penjabaran tentang Indonesia. Banyak orang mengatakan bahwa Indonesia itu negri yang sangat kaya akan sumber daya alamnya, ada juga yang mengatakan bahwa Indonesia itu adalah tanah surga. Semua tanggapan tersebut sangat erat kaitannya dengan pertanian. Begitu besarnya sektor pertanian di Indonesia. Karna sebagian besar wilayahnya berupa lautan, hamparan sawah, kebun dan hutan.
        Plasma nutfah Indonesia yang melimpah merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai macam komoditas pertanian yang sejak lama telah dijadikan sumber pangan dan sekaligus sebagai pendapatan bagi sebagian besar penduduk indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sejak dulu, nenek moyang kita sudah membuat seperangkat aturan adat untuk menjaga kelestarian alam demi keberlangsungan hidup manusia. Sebagai contoh adat istiadat ini terlihat dari cara mengatur pola tanam serta penggarapan lahan agar tidak merusak alam sekitarnya. Dengan kondisi sektor pertanian yang seperti ini, seharusnya kita mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, arif dan bijaksana. Baik itu dari hasil laut, persawahan, perkebunan maupun yang lainnya.
        Bagi masyarakat Indonesia, bertani bukan hanya sekedar soal membajak, mengolah tanah, dan menanam padi. Lebih dari itu, bertani sudah menjadi budaya bangsa dan memiliki nilai-nilai tersendiri sejak Indonesia belum merdeka. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, bertani juga sudah berkembang menjadi model perekonomian saat ini.
Usaha pertanian yang telah menjadi budaya tersebut didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang bagus berupa dataran rendah dan tinggi, curah hujan yang merata di sebagian wilayah, sinar matahari yang terus menyinari Indonesia sepanjang tahun karena kondisi itulah yang membuat Indonesia sangat berpotensi mengembangkan pertanian lebih jauh dan lebih maju lagi bahkan membuat negara lain ingin memiliki sumber daya alam kita. Ketika zaman penjajahan banyak negara-negara Eropa melakukan ekspansi ke negeri kita untuk mengeruk seluruh sumber daya alam kita dan menjadikan beberapa sumber daya alam kita seperti rempah-rempah sebagai komoditas perdagangan di Eropa. 
        Faktanya adalah bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu pilar besar perekonomian Indonesia, itulah mengapa negara kita disebut sebagai negara agraris. Dilihat dari potensi-potensi yang ada sebenarnya Indonesia sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa Indonesia sendiri dan bahkan juga mampu untuk mengekspor ke negara lain sehingga dapat membuat negara kita lebih maju jika dimanfaatkan dengan baik.
        Namun realita yang kita hadapi saat ini yaitu kurangnya peminat generasi muda terhadap sektor pertanian. Salah satu masalah yang kita hadapi adalah peminat menjadi seorang petani. Minimnya peminat menjadi seorang petani, membuat pertanian di Indonesia bisa dibilang menurun. Banyak orang yang menganggap seorang petani itu adalah seorang yang berpencaharian rendah bahkan bisa di katakan golongan rakyat miskin. Padahal sebenarnya tidak seperti itu. Mereka yang beranggapan seperti itu,tidak pernah berfikir dan tidak pernah mengkaji darimana sumber makanan yang mereka dapatkan dan kebutuhan lainnya. Semua itu tak luput dari jasa seorang Petani.Jika hal tersebut terus berlanjut, Apakah ini bukan ancaman bagi masa depan sektor pertanian, bahkan bagi masa depan bangsa? Generasi muda di desa beramai-ramai meninggalkan desa. Anak petani lebih memilih bekerja di kota, dan menyebabkan kosongnya pertanian potensial . Sungguh ironis sekali, negara yang memiliki potensi besar dalam pertanian namun masih banyak masyarakatnya yang mengalami kasus busung lapar dan kemiskinan. 
        Hal tersebut dikarenakan, banyaknya pandangan bahwa pertanian adalah pekerjaan yang tidak memiliki prospek cerah untuk menjamin masa depan. Orang tua mengajarkan anak-anak nya agar menjadi dokter, pilot, dan bidang kerja lain selain pertanian. Karena bagi mereka menjadi sarjana pertanian sama dengan memilih mendapat status kemiskinan dan pengangguran. Selain itu, pengembangan sektor pertanian oleh pemerintah kurang diminati . Pemerintah lebih memilih sektor industri yang dianggap lebih cepat menambah pertumbuhan ekonomi. Padahal, jika sektor pertanian berkembang dan didukung penuh pemerintah, sektor pertanian akan mendukung sektor-sektor yang lainnya.
        Salah satu yang perlu kita rubah adalah anggapan masyarakat terutama masyarakat di perkotaan tentang seorang petani. Untuk memutar balik anggapan bahwa seorang petani itu adalah orang yang berpencaharian rendah, kita memerlukan adanya pendidikan. Dari pendidikan kita bisa belajar menjadi seorang petani yang unggul dan tidak monoton. Tanpa pendidikan dan pembelajaran, tentu saja harapan seperti itu tidak akan terjadi.Bahkan bisa jadi pertanian Indonesia akan semakin terpuruk dan semakin tertinggal oleh bangsa lain. Perubahan pertanian tradisional ke arah pertanian konvensional perlu dilakukan dalam upaya peningkayan produksi dan efisiensi penggunaan lahan pertanian yang semakin berkurang
        Ketika pertanian tradisional telah berubah ke arah pertanian konvensional maka akan ada seorang petani Indonesia yang menjadi seorang petani yang modern artinya petani yang menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi lalu mencapai kesuksesan pada puncaknya, hal ini akan mengubah pandangan generasi muda tentang sektor pertanian. Dengan demikian derajat para petani akan lebih baik di mata masyarakat, peminat untuk menjadi seorang petani akan meningkat dan akhirnya Indonesia akan menjadi Negara induk pangan dunia.
        Oleh karena itu perlu ada pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam terkait kondisi riil pertanian dengan segala permasalahannya serta dengan formulasi jalan keluarnya. Jangan sampai, kita sebagai para pemuda yang memiliki idealisme dan kekuatan cara berpikir tidak mampu mengoptimalkan apa yang kita miliki untuk peka terhadap permasalahan yang terjadi. Apabila generasi pemuda memiliki pengetahuan yang mendalam dan punya data-data empirik, tentunya akan sangat bermanfaat bagi pembuatan kebijakan di sektor pertanian. Karena saat ini Indonesia memerlukan para pemuda yang memiliki komitmen untuk terjun membangun sektor pertanian. Regenerasi pelaku usaha di bidang pertanian perlu dilakukan, sehingga di kemudian hari sektor pertanian tidak kekurangan pelaku bisnis yang handal.
        Tren resesi dunia yang mengarah pada krisis pangan dan energi setidaknya akan menjadi peluang besar bagi tumbuhnya usaha tani atau usaha sektor pertanian. Dengan pengelolaan dan manajemen yang baik usaha agribisnis pertanian yang dikelola para generasi muda tentunya akan dapat berkembang dengan baik. Tidak sedikit saat ini pemuda yang sukses di usia muda yang bergerak di bidang pertanian. Dukungan pemerintah dalam menumbuh kembangkan petani muda dalam berbagai program kewirausahaan pemuda dapat dimanfaatkan untuk pengembangan agribisnis pertanian. Inilah saatnya kita para generasi muda ikut serta dalam memajukan pertanian Indonesia, dengan segala potensi dan peluang yang ada serta kesempatan yang terbuka luas seharusnya menjadi motivasi bagi kita sebagai generasi muda untuk memajukan pembangunan pertanian.